Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta’ala sesuai dengan garis aqidah, syari’at, dan akhlak Islam. Perkataan dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da’a yad’u yang bererti panggilan, seruan atau ajakan. Perkataan dakwah sering dirangkaikan dengan kata “Ilmu” dan kata “Islam”, sehingga menjadi “Ilmu dakwah” dan Ilmu Islam” atau ad-dakwah al-Islamiyah. Orang yang menyampaikan dakwah disebut “Da’i”. Sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut “Mad’u”. Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah “Da’i”.
Tujuan Utama Dakwah
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah. Nabi Muhamad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan, dan perbuatan. Dimulai dari isterinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kista dari Persia, dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).
Jenis-Jenis Dakwah
Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Namun jangan langsung tidak melakukan dan meletakkan tugas dakwah kepada individu yang tertentu sahaja. Yang pasti, setiap Muslim wajib melaksanakannya kerana seorang Muslim berkewajiban menyebarkan kebenaran Islam kepada orang lain.
1. Dakwah Fardiah — Dakwah Fardiah merupakan cara dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).
2. Dakwah Ammah — Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khutbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subjeknya, ada yang dilakukan oleh perseorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-soal dakwah.
3. Dakwah bil-Lisan — Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subjek dan objek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila disampaikan berkaitan dengan hari ibadah, seperti khutbah Jum’at atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan bersangkutan ibadah praktis, konteks sebenar program, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.
4. Dakwah bil-Haal — Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad’ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da’i. Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba dan menyatukan kaum Ansar dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.
5. Dakwah bit-Tadwin — Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, facebook, blog, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang da’i, atau penulisnya sudah wafat. Melalui dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada”.
6. Dakwah bil Hikmah — Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif atau bijak, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemahuannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar keinginannya sendiri. Dalam kitab Al-Hikmah Fi Al Dakwah Ilallah Ta’ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian Al-Hikmah. Menurut bahasa, Al-Hikmah artinya adil, ilmu, sabar, kenabian, dan Al-Qur’an; memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerosakkan; ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama; obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal; serta pengetahuan atau ma’rifat. Menurut istilah syar’i, Al-Hikmah artinya valid (sah) dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara’ dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan menjawab dengan tegas dan tepat.
Ingat, kita punya matlamat yang sama tapi cara yang berbeza. Jangan merendahkan atau mempertikaikan cara orang lain tapi lihat cara kita. Adakah masih boleh digunakan? atau perlu pada perubahan? Doakan diri kita bersama akan terus thabat di jalan ini. Selagi tidak salah disisi syariat ISLAM, dia adalah benar dalam setiap tindakannya.
**imannurbalqis**
syukran tuk ilmu yg dkongsi..
like2....
pndpat saya...
tiap org punya cara yg brbeza utk brdkwah...
mngikut kesesuaian skeliling...
to murabbi : yea mmg benar kata murabbi...cara yg bbeza tdk mjadi masalah tp jgn sampai lupa tanggungjwb sebenar kita sbgai khalifah ALLAH di muka bumi ini... teruskan perjuangan mu dik di bumi IPG...
insyaAllah..
sAME2 kite semua truskn pjuangn ni..